Ulasan FIlm Di Timur Matahari

                                                                                                                            Oleh: Syafira Aulia Fitri


Orientasi :
Film berjudul “Di Timur Matahari” adalah sebuah film keluarga, yang disutradarai oleh Ari Sihasale lewat rumah produksi Alenia Pictures dengan produser eksekutif Nia Sihasale Zulkarnaen. Setelah menyutradarai film King (2009) yang mengambil lokasi di Jawa Timur, kemudian film “Tanah Air Beta” (2010) di Kupang NTT, lalu “Serdadu Kumbang” (2011) di Pulau Sumbawa Alenia Pictures kembali mengangkat film tentang anak-anak dan keluarga. Film “Di Timur Matahari” (2012) ini bercerita soal perdamaian dan hausnya anak-anak akan pendidikan, dengan latar belakang keindahan alam di Tiom, kabupaten Lanny Jaya, Papua.

Tafsiran isi 1 :
Kisah dalam film terisnpirasi dari keprihatinan Ari dan Nia akan kerapnya mereka menyaksikan berita kerusuhan di sejumlah tempat di Indonesia, termasuk Papua. (Kompas.com edisi 28 februari 2012). ”Apakah gambaran Indonesia seperti ini yang akan kita berikan kepada anak-anak kita? Melalui film ini kami ingin memberikan kedamaian,” ujar Nia.Film ini menguak peran anak-anak yang identik dengan kepolosan, keluguan dan keceriaan di tengah konflik orang dewasa yang tak berujungpangkal dan sudah membudaya yakni perang suku. Keluguan anak-anak Papua yang haus pendidikan direpresentasikan melalui lima karakter anak Papua. Lima sekawan itu adalah Mazmur (Simson Sikoway), Thomas (Abetnego Yogibalom), Suryani (Frisca Waromi), Agnes (Maria Resubun), dan Yoakim (Razz Manobi). Mereka anak-anak yang haus akan pendidikan dan berusaha untuk menggapai cita-cita, namun harus terbentur dalam kondisi dan situasi yang sangat sulit.

Tafsiran isi 2:
Film ini dibuka dengan adegan harapan seorang anak terhadap pendidikan di tanah Papua. Mazmur dan teman-temannya berlarian masuk ke kelas dan menunggu guru pengganti yang tak kunjung datang. Mazmur layaknya sebagai pemimpin, dia mengajak teman-temannya bernanyi selagi menunggu guru pengganti datang. Pada bagian awal adegan
Penonton terlihat dimanjakan dengan hasil sinematografi disepanjang film ini. Selain sinematografi yang begitu apik, kehadiran paduan suara anak-anak Papua mengkumandangkan lagu-lagu berbau pendidikan, semakin terlihat film ini untuk anak-anak. Namun sayangnya, kehadiran anak-anak ketika bernyanyi terlihat sedikit sekali di sepanjang film ini. Yang cukup disayangkan dari film ini adalah, cerita yang ditulis Jeremias Nyangoen terlihat begitu berat ketika harus menyelipkan konflik tradisi adat istiadat di film ini. Kalau saja film ini lebih fokus untuk masalah anak-anak yang mengeluhkan guru dan pendidikan, pasti akan jauh lebih menarik.  Sebenarnya memasukkan adat istiadat di film ini tidak sepenuhnya salah, akan tetapi terlihat kurang pas saja jika untuk anak-anak yang menonton film ini.

Tafsiran isi 3:
Pada saat scene dimana, Ucok (Ringgo Agus Rahman) sedang mengendarai kendaraan bermotor dua sambil berbicara melalu telephone genggam, tak sengaja menabrak mazmur. Setelah mazmur diobati, ucok meminta maaf dan bertanggung jawab atas kejadian yang tidak disengaja tersebut, namun Blasius (ayah Mazmus) dan Alex (adik dari ayah Mazmus) meminta denda adat sebesar 50 juta rupiah, yang menurut saya itu nominal yang sangatlah besar karana Mazmur tidak terluka parah. Kurangnya pengetahuan dan  pendidikan ditanah papua yang menyebabkan mereka masih mempercayai adat istiadat dari nenek moyang tanpa memperduikan agama dam tidak berfikir secara rasional. Dan pada saat itu pihak polisi tidak menengahi atau menyelesaikan permasalahan tersebut, namun malah meninggalkan tempat.

Tafsiran isi 4:
Pada segmen ini, akting Ririn Ekawati (Dr. Fatimah) sangatlah menyentuh karena ririn bersedia berkeliling desa untuk memeriksa keadaan masyarakat setiap hari. Dengan begitu mirisnya keadaan Indonesia pada zaman yang telah maju dengan adanya teknologi di sebuah desa yang cukup besar hanya mempunyai seorang dokter. Namun dengan akting Ririn yang semangat menjelajai desa untuk menyembuhkan masyarakat membuat saya merasakan bagaimana jika saya yang berada diposisinya bagaimana keadaaan anak-anak tanpa adanya dokter.

Tafsiran isi 5:
Dalam film “Di Timur Matahari” sikap moral yang disarankan kepada penonton adalah bersyukur dan pantang menyerah. Mazmur sangat menginginkan belajar kembali dan menginginkan keluarga yang harmonis. Namun, keinginan mazmur tersebut tak kunjung dapat terrealisasi tanpa adanya dukungan dari pemerintah. Pada film ini tidak menyajikan bagaimana keadaan pemerintahan di Papua dan tidak menjelaskan siapa pemimpin di desa tersebut. Menurut saya jika hanya pendeta yang memberikan pelajaran agama tidak cukup untuk memimpin desa tersebut, karena bertentangan dengan adat istiadat yang telah menjadi keyakinan masyarakat.

Tafsiran isi 6:
“Di Timur Matahari” tidak terjebak dalam melodrama yang klise. Ada kesedihan yang membuat air mata keluar, tetapi hidup tetap harus berjalan. Mazmur yang telah kehilangan ayah karena terpanah dan Elsye (Putri Nere) atau Ibu Mazmur yang telah kehilangan jari manisnya karena merupakan lambang kesedihan atas kehilangan seorang suami. Kesedihan Mazmur ditunjukan dengan dia mengasihi ibunya yang sedih pada malam hari dan Mazmur hanya bisa diam dan tidak bisa melakukan apapun.

Tafsiran ini 7:
Kehadiran Michael (Michael Idol) yang merupakan adik dari Blasius dan Vina (Laura Basuki) yang merupakan istri Michael menunjukan bagaimana hidup tanpa dendam hidup dengan cinta kasih walaupun ditengah konflik suku. Namun menurut Alex, Michael telah menentang adat dimana nyawa harus dibalas dengan nyawa. Pada awalnya Alex memberikan denda adat kepada penduduk desa yang telah memanah Blasius sebesar 3 miliar dengan 3 ekor babi jika mereka tidak bisa membayar denda adat tersebut Alex akan memulai perang. Alex semakin yakin untuk membalas dendam dengan adanya pembakaran rumah penduduk yang membuat semua rumah hangus terbakar. Alex ingin membalas dendam dengan  pada saat itu juga namun pak pendeta, Michael, dokter Fatimah tidak menyetujui perperangan itu terjadi jika terjadi Alex harus menanggung semuanya sendiri bahakan jika nyawa taruhannya tidak akan ada yang membantunyaSebelum terjadi perperangan, Alex membakar rumah penduduk desa tetanga dan menewaskan banyak penduduk dan akhirnya Alex yang merupakan ayah dari Thomas meninggalkan dunia karena terpanah saat sedang perang. Mazmur nampak kesal karena konflik antar suku tidak kunjung selesai dan memakan keluarga terdekatnya.

Evaluasi:
Film ini menuju sebuah ending apakah konflik antar suku dapat terselesaikan dan apakah guru pengganti akan datang. Namun karena keberanian Mazmur konflik antar suku pun terselesaikan dan merekapun berdamai karena nanyian Mazmur dan kawan-kawan. Dalam filim “Di Timur Matahari” yang bergenre drama merupakan film keluaraga yang sangat berat untuk ditonton oleh anak-anak karena mengandung unsur kekerasan. Yang cukup disayangkan dari film ini adalah, cerita yang ditulis Jeremias Nyangoen terlihat begitu berat ketika harus menyelipkan konflik tradisi adat istiadat di film ini. Kalau saja film ini lebih fokus untuk masalah anak-anak yang mengeluhkan guru dan pendidikan, pasti akan jauh lebih menarik.  Sebenarnya memasukkan adat istiadat di film ini tidak sepenuhnya salah, akan tetapi terlihat kurang pas saja jika untuk anak-anak yang menonton film ini. Film ini menjadi timpang karena tidak lagi menjelaskan mengapa guru pengganti tak kunjung datang dan malah memfokuskan kepada konfik adat yang terjadi,ini membuat penonton bertanya-tanya apakah ada hubungannya guru yang tak kunjung datang dengan konflik yang terjadi. Mungkin pertanyaan itu hanya bisa dijawab oleh sutradara.

Kesimpulan :
Dari paparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa film “Di Timur Matahari”, film ini merupakan film keluarga yang dapat membuat penonton meneteskan air mata. Film ini juga mengajarkan bagaimana hidup dengan cinta kasih dan tanpa dendam. Walaupun pada akhirnya masih penuh dengan pertanyaan akan pengganti guru.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Film Serdadu Kumbang

Ulasan Film Dibalik 98